Kamis, 22 September 2016

PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN



PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran
Proses pembelajaran secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan harus dapat membangkitkan aktivitas siswa sebagai objek sekaligus sebagai subjek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal atau pendahuluan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, fleksibel, efektif, dan efisien.
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan prainstruksional. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat berkisar 5 (lima) menit. Dengan waktu yang relatif sedikit diharapkan guru dapat meniciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran.
Kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran di antaranya:
1.      Menciptakan kondisi awal pembelajaran
  1. menciptakan sikap yang mendidik
  2. menciptakan kesiapan belajar siswa
  3. menciptakan suasana belajar yang demokrasi
2.      Melaksanakan kegiatan apresiasi atau melaksanakan penilaian awal
  1. mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya
  2. memberikan komentar atas jawaban yang diberikan siswa
  3. membangkitkan motivasi dan perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Stra
teg
Ad. 1. Menciptakan kondisi awal pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap pra-instruksional (tahap pendahuluan pembelajaran). Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik, di antaranya:
a.       Absensi siswa
Guru mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara siswa yang hadir di suruh menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan mengapa yang bersangkutan tidak hadir?, begitu juga seterusnya. Secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran dan membiasakan diri apabila tidak hadir mengikuti pelajaran memberitahukan secara tertulis atau lisan melalui temannya pada guru.
b.      Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar dari siswa. Kesiapan (readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Ada beberapa alternatif yang dapat dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam awal pembelajaran. Alternatif tersebut di antaranya:
1)      Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/ sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar
2)      Menciptakan kondisi belajar dalam kelas
3)      Guru dalam mengajar harus penuh semangat dan menunjukan minat mengajar yang tinggi
4)      Secara professional guru harus dapat mengontrol (mengelola) seluruh siswa yang mulai dari awal pembelajaran
5)      Gunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta dapat menarik perhatian siswa
6)      Menentukan kegiatan belajar yang harus memungkinkan siswa dapat melakukannya
c.       Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Dalam kegiatan ini pada hakikatnya dapat menunjang terhadap proses belajar
melalui pendekatan CBSA. Karena melalui kegiatan ini guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, agar berani untuk bertanya, berani berpendapat atau mengeluarkan ide-ide, berani memperlihatkan unjuk kerja (keterampilan). Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam awal pembelajaran di antaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan siswa untuk menjawab dan berpendapat.
Guru selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkreativitas jika memungkinkan dapat mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa merasa bebas dalam belajar, artinya tidak merasa ada tekanan dan tidak ada paksaan. Misalnya membimbing dan melatih atau merangsang siswa untuk bertanya, untuk menjawab, dan melatih berpendapat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan tingkat kesulitan bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Ad. 2. Melaksanakan kegiatan apersepsi dan atau melaksanakan tes awal.
Setelah mengkondisikan kegiatan awal dalam pembelajaran, guru harus melaksanakan kegiatan apersepsi dan atau penilaian terhadap kemampuan awal (entry behavior) siswa. Penilaian awal atau pre test tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauhmana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dimiliki dan diketahui oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Pelaksanaan pre tes (tes awal) perlu dilaksankan untuk dapat menjajagi bahan pelajaran apa yang sudah dikuasai oleh siswa. Kegiatan guru dalam apersepsi lebih menitik beratkan kegiatan mengulas (singkat) bukan pelajaran yang sudah dipelajari serta menghubungkannya dengan tahap pelajaran yang akan dipelajari.
Melaksanakan tes awal perlu memperhatikan waktu yang tersedia, sehingga dalam prosesnya tidak menganggu waktu untuk kegiatan inti dalam pembelajaran. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Terkadang tes awal dalam prosesnya selalu dipadukan dengan kegiatan apersepsi. Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Ada beberapa cara dalam kegiatan apersepsi di antaranya:
a.       Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Pertanyaan yang diajukan harus berhubungan dengan materi yang sudah dipelajari oleh siswa. Melalui pertanyaan tersebut siswa dibimbing untuk mengingat kembali tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Setiap pertanyaan dalam apersepsi jika memungkinkan perlu dikaitkan dengan informasi atau bahan yang berhubungan dengan lingkungan siswa. Melalui pertanyaan tersebut siswa merasa lebih dekat dengan materi yang dipelajarinya. Selain itu melalui kegiatan ini guru harus berupaya untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap pelajaran dan memberikan motivasi terhadap siswa agar belajar lebih giat lagi.
b.      Memberikan komentar terhadap jawaban serta mengulas pelajaran yang akan dibahas
Memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa bertujuan untuk memberikan penguatan serta untuk lebih memperjelas jawaban itu sendiri. Guru dalam memberikan penjelasan harus menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa serta dengan lingkungan sekitar siswa sehingga komentar yang diberikan oleh guru akan lebih mengarahkan pada materi yang akan dipelajari.
Upaya memberikan motivasi terhadap siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan komentar terhadap jawaban siswa, di antaranya dengan memberikan pujian serta memperjelas maksud jawaban siswa itu sendiri. Dalam memberikan komentar lebih menekankan pada kegiatan motivasi dan penguatan. Apabila ada jawaban yang salah atau kurang benar guru tidak langsung menyalahkannya akan tetapi membimbing hingga jawabannya menjadi benar.
c.       Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu diberikan motivasi serta ditingkatkan perhatian dalam belajar.
Dalam kegiatan pendahuluan sebagian besar siswa masih belum memperhatikan pada pelajaran yang akan diikutinya. Proses berpikir siswa masih terkait dengan pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang siswa alami sebelumnya. Oleh karena itu guru perlu memberikan motivasi dan membangkitkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang akan diikutinya. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya pada awal pembelajaran di antaranya guru harus:
a.       memahami latar belakang (kemampuan) siswa.
b.      dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga terfokus pada pelajaran yang akan diikutinya.
c.       dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu.
d.      dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif, sehingga siswa merasakan adanya suasana belajar.
e.       memberikan penguatan pada siswa.
f.       berdisiplin dan menanamkan disiplin pada siswa.

B. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran lebih menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar (learning experience) siswa dalam materi/bahan pelajaran tertentu, yang disusun dan direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang kegiatan-kegiatan belajar yang memungkinkan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah melaksanakan kegiatan belajar-mengajar atau mengoptimalkan kegiatan dalam belajar. Karena prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan hal-hal berikut.
1)      Apa yang harus dipelajari dan apa yang harus dicapai siswa?
2)      Dengan cara dan teknik apa siswa mempelajarinya?
3)      Bagaimana pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang akan dilakukannya?
4)      Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran klasikal?
5)      Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran kelompok?
6)      Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran individu?
Langkah kegiatan inti dalam pembelajaran secara sistematis perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
1.      Memberitahukan tujuan dan garis besar materi yang akan dipelajari. Teknik yang digunakan oleh guru misalnya menyampaikan secara lisan atau tulisan tujuan atau topik-topik tersebut di papan tulis hingga semua siswa
2.      Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-topik tersebut. Contoh : jika dalam pembelajaran yang digunakan cenderung diskusi, maka guru harus menyampaikan bagaimana teknik/prosedur diskusi tersebut. Atau jika yang digunakan cenderung eksperimen, maka harus menyampaikan teknik/prosesdur eksperimen, atau jika belajar cenderung belajar kelompok maka guru membentuk kelompok dan harus menyampaikan teknik/prosedur belajar kelompok tersebut begitu pula dengan strategi-strategi yang lainnya.
3.      Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran. Prosedur kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena melalui kegiatan ini akan terjadi suatu proses perubahan tingkah laku. Dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mampu menjadi mampu, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Siswa akan dapat memahami bahan pelajaran, siswa akan mampu menerapkan bahan pelajaran, dan siswa akan memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran jika proses pembahasan dan atau penyajian bahan pelajaran ditempuh oleh siswa secara optimal, efektif, dan efisien.
Untuk memudahkan pemahaman kita tentang kegiatan menyajikan/membahas materi pelajaran dalam prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran dapat kita kelompokkan pada tiga bentuk kegiatan pembelajaran:
1)      Pembelajaran secara klasikal
2)      Pembelajaran secara kelompok
3)      Pembelajaran secara perseorangan
Untuk menentukan apakah proses Pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru cocok dengan pembelajaran kelompok, klasikal atau perseorangan, maka guru perlu memperhatikan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di antaranya; tujuan pembelajaran, karakteristik/jumlah siswa, karakteristik materi alokasi waktu, serta fasilitas dan sarana yang tersedia.
a.       Menyajikan/Membahas Materi Pelajaran secara Klasikal.
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan oleh guru apabila dalam proses belajarnya lebih banyak bentuk penyajian materi dari guru. Penyajian lebih menekankan untuk menjelaskan sesuatu materi yang belum diketahui atau dipahami oleh siswa. Alternatif metode cenderung dengan metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang memungkinkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
Pembelajaran klasikal akan memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran. karena dalam pembelajaran klasikal secara umum materi pelajarannya akan seragam diserap oleh siswa baik urutan (squence) maupun ruang lingkupnya (scope).
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifa informatif atau fakta. Terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar (Depdikbud, 1990;38), sehingga dalam proses belajarnya siswa lebih banyak mendengarkan atau bertanya tentang materi pelajaran tersebut. Secara proses dalam pembelajaran klasikal dapat membentuk kemampuan siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan membentuk kemampuan dalam bertanya.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, selain guru harus memiliki kemampuan dalam pembelajaran klasikal, juga perlu memperhatikan prisnsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran klasikal di antaranya sebagai berikut:
1)      Sistematis. Dalam pembelajaran klasikal penyajian/pembahasan bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
2)      Perhatian dan aktifitas. Prisnsip ini menuntut harus adanya perhatian dari guru terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas. Selama proses belajar guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa. Perhatian tersebut dapat dipengaruhi oleh penampilan guru di antaranya dalam suara, gerak, gaya, dan seni mengajar.
3)      Media pembelajaran. Untuk lebih mengoptimalkan efektivitas pembelajaran klasikal harus didukung oleh penggunaan media pembelajaran. Dengan media pembelajaran dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru termasuk buku sebagai alat bantu yang harus dimanfaatkan untuk memperjelas dan menambah wawasan siswa tentang bahan pelajaran.
4)      Latihan atau penugasan. Untuk memperkuat terhadap pemilikan informasi siswa maka guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas yang sifatnya akan lebih menguatkan kemampuan siswa.
Setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan serta menyampaikan tujuan/topik pembelajaran pada siswa, maka tahapan selanjutnya yang perlu ditempuh dalam pembelajaran klasikal melalui metode ceramah dan tanya jawab bervariasi adalah sebagai berikut:
Kesatu,    menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi. Guru mejelaskan materi pelajaran harus dapat disimak oleh seluruh siswa dalam kelas. Guru tidak terus menerus menjelaskan atau berbicara tetapi selang beberapa menit selalu memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya kembali.
Kedua,     asosiasi dan pemahaman bahan pelajaran melalui keterhubungan antara materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.
Ketiga,     aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis (mengerjakan soal-soal, atau menjawab pertanyaan) atau dengan cara lisan.
Keempat, menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan dibuat siswa di bawah bimbingan guru.
b.      Menyajikan/Membahas Materi Pelajaran secara Kelompok
Pembelajaran secara kelompok merupakan pembelajaran yang dalam proses belajarnya siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan untuk mengembangkan konsep pokok/sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial, sikap, dan nilai (Depdikbud, 1990:39).
Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran
dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Misalnya dengan kegiatan diskusi, penelitian sederhana (observasi), pemecahan masalah, serta metode lain yang memungkinkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik materi dalam belajar secara kelompok.
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi peluangnya lebih besar akan dapat dikembangkan melalui kegiatan belajar kelompok. Melalui belajar kelompok lebih jauh tentang siswa akan memahami aspek materi pelajaran yang bersifat problematis berdasarkan pokok bahasan maupun berdasarkan aspek sosial nyata. Secara langsung siswa akan belajar memberikan alternatif pemecahan masalahnya melalui kesepakatan kelompok. Kegiatan belajar secara kelompok perlu dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan sosial, seperti kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan kemampuan berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.
Dalam pembelajaran kelompok perlu diperhatikan tentang alokasi waktu dengan ketercapaian tujuan pembelajaran. Seringkali pembelajaran kelompok menggunakan waktu yang melebihi dari waktu yang dialokasikan. Untuk itu kegiatan bimbingan dari guru sangat diperlukan.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kelompok. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah:
1)      Tujuan Permasalahan. Pelaksanaan belajar secara kelompok harus memperhatikan pada tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan belajar secara kelompok, pada prinsipnya guru harus selalu megarahkan/megkondisikan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Isi pelajaran dalam pembelajaran kelompok di antaranya harus mengandung permasalahan yang harus diselesaikan dan dipecahkan oleh siswa secara bersama-sama.
2)      Pembentukan Kelompok. Pembelajaran kelompok harus didasarkan pada pengelompokkan siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa serta sesuai dengan tujuan. Karakteristik siswa perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok terutama yang menyangkut kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara, serta kekuatan (kondisi) fisik siswa. Pengelompokkan siswa harus seimbang dan merata. Pengelompokkan menurut CBSA dibedakan pada tiga kelompok yang pertama kelompok menurut kesenangan berkawan, yang kedua pengelompokkan menurut kemampuan, dan yang ketiga pengelompokkan menurut minat siswa (Conny Semiawan dkk, 1978:68). dalam pembentukan kelompok harus ditentukan ketua kelompok, penulis/sekretaris atau pelapor atau sebagai anggota kelompok.
3)      Kerja Sama. Adanya kerjasama dalam pembelajaran kelompok merupakan prinsip yang penting. Karena tujuan pembelajaran kalompok di antaranya agar siswa memiliki kemampuan bekerja sama, memiliki rasa solidaritas, rasa toleransi dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
4)      Perhatian. Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun siswa sebagai individu dalam kelompok. Perhatian dari guru dapat membangkitkan perhatian siswa. Prinsip ini pada hakikatnya tidak berbeda dengan pembelajaran klasikal.
5)      Motivasi. Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok maka guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap individu dalam kelompok.
6)      Sumber belajar dan fasilitas. Kelengkapan sumber belajar merupakan satu aspek yang memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar kelompok. Misalnya dalam pemyelesaian permasalahan diperlukan data/bahan informasi untuk bahan kajian atau dalam kerja kelompok siswa akan memerlukan fasilitas untuk kerja (praktik). Maka sumber belajar dan fasilitas belajar mutlak harus ada guna menunjang optimalisasi belajar secara kelompok.
7)      Latihan dan tugas. Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individual. Ada beberapa metode yang memungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok yaitu untuk diskusi, kerja kelompok, simulasi dan penelitian sederhana (observasi).
Metode yang sering digunakan dalam belajar kelompok diantaranya adalah metode diskusi. Metode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran kelompok dengan metode diskusi pada tahap penyajian/pembahasan materi pelajaran dapat menggunakan tahapan sebagai berikut.
Setelah menempuh kegiatan pendahuluan dan menyampaikan tentang tujuan/topik pembelajaran serta sudah mengelompokkan siswa dan memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar, maka tahapan selanjutnya adalah:
Kesatu,    merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran. Perumusan masalah harus dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru yang bersangkutan.
Kedua,     Identifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan. Banyaknya sub-sub masalah dapat dijadikan dasar untuk pembentukan kelompok.
Ketiga,     Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.
Keempat,         Peyusunan laporan oleh masing-masing kelompok.
Kelima,    Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. Dalam tahapan ini sekaligus melaksanakan penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Keenam,          menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan sub-sub masalah.

c.       Pembahasan Materi Pelajaran Melalui Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses belajar mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu untuk melaksanakan kegiatan belajar tersebut di antaranya guru perlu memiliki kemampuan yang berkenaan dengan:
·         Mengkaji hasil prestasi belajar siswa
·         Merencanakan, melaksanakan serta menilai program perbaikan dan pengayaan hasil belajar siswa
·         Melaksanakan kegiatan belajar dalam latihan secara perseorangan
Kegiatan belajar perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud:1990:39). Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya. Program pengayaan dapat dilaksanakan oleh setiap sekolah yang programnya disesuaikan dengan kondisi siswa dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa yang kurang berhasil atau yang prestasinya di bawah rata-rata teman sekelasnya juga program perbaikan disediakan untuk siswa yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk dengan alasan izin atau sakit. Pembelajaran perseorangan pada dasarnya dilandasi oleh prinsip-prinsip belajar tuntas (mastery learning).
Adanya kegiatan pengayaan dan perbaikan dalam pembelajaran merupakan suatu upaya dalam menempatkan siswa sebagai kelompok atau sebagai individu yang memiliki perbedaan. Paling tidak membedakan kelompok siswa yang cepat dan kelompok siswa yang lambat, yang cepat diberikan pengayaan dan yang lambat diberikan remedial. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak memperlihatkan adanya diskriminasi antara dua kelompok siswa tersebut.
Tahapan kegiatan pembelajaran perseorangan melalui program pengayaan dan perbaikan di antaranya harus menempuh langkah sebagai berikut:
Kesatu,    Guru mengidentifikasi tingkat penguasaaan siswa berdasarkan hasil belajar siswa dan kehadiran.
Kedua,     Mengelompokkan siswa yang mengikuti pengayaan dan yang mengikuti program perbaikan.
Ketiga,     Membuat program pengayaaan dan perbaikan berdasarkan hasil identifikasi. Rumuskan dalam program tentang:
·         Tujuan pembelajaran
·         Waktu kegiatan
·         Topik pembahasan/kegiatan
·         Alternatif kegiatan dan tahapan belajar
·         Sumber belajar yang mendukung
·         Sistem evaluasi
·         Lembaran kerja/tugas (kalau dianggap perlu)
Keempat,         Melaksanakan program pengayaan atau perbaikan di luar jam pelajaran. Dalam tahap ini guru dapat melaksanakan kegiatan yang disesuaikan dengan program yang bersifat kontinuitas, fleksibel, dan sistematis. Dengan alternatif kegiatan sebagai berikut :
1.      Program pengayaan, di antaranya:
·         Menyuruh siswa membaca (laporan membaca)
·         Mengerjakan tugas/latihan
·         Mendiskusikan topik tertentu
·         Menyusun laporan hasil pengamatan
2.      Program perbaikan, di antaranya:
·         Menjelaskan kembali
·         Memberikan tugas/latihan
·         Mengulangi bahan pelajaran yang sulit
Kelima,    Menilai hasil belajar dalam program pengayaan dan dalam program perbaikan.
Dalam pemberian tugas atau latihan, prosesnya dapat diberikan pada seluruh siswa dalam kelas, tetapi esensi tugas tersebut merupakan tugas perseorangan yang akan dikerjakan di rumah.
Prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran perseorangan yang akan kita bahas khususnya dalam pemberian tugas dan atau latihan, prosedurnya secara sistematis dan fleksibel dapat ditempuh sebagai berikut.
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh oleh siswa, maka prosedur selanjutnya adalah:
Kesatu :   menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa
Kedua :    memberikan lembaran kerja atau tugas. Jika tugas tersebut dikerjakan di rumah, maka guru dalam langkah ini perlu memberikan bimbingan atau arahan/petunjuk secara lisan dan tertulis serta sistematis. Memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab dan kegiatan asosiasi.
Ketiga :    Memantau kegiatan siswa. Jika tugas tersebut dikerjakan di rumah maka lembaran kerja dan petunjuk dapat dijadikan sebagai sarana untuk menitoring.
Keempat :Memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa.
Kelima :   Memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa.
Keenam :Memberikan kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.


d.      Menyimpulkan Pelajaran
Menyimpulkan pelajaran dirumuskan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Langkah ini dalam prosesnya sebagai teknik untuk penguatan terhadap hasil belajar siswa secara menyeluruh. Kriteria yang harus diperhatkan dalam menyimpulkan pelajaran di antaranya adalah:
1.      Berorientasi pada tujuan pembelajaran.
2.      Singkat, jelas, dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami oleh siswa.
3.      Kesimpulan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.
4.      Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin

C.     Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilaksanakan atas dasar perencanaan yang telah dibuat oleh guru. Guru perlu merencanakan dan melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut secara efektif, efisien, fleksibel, dan sistematis.
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.
Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru di antaranya:
1.      Menilai hasil proses belajar mengajar.
2.      Memberikan tugas/latihan yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
3.      Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
4.      Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di luar jam pelajaran.
5.      Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan siswa harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau kelompok untuk melaksanakan program pengayaan atau perbaikan yang dilakukan di luar jam pelajaran.


Ad. 1. Melaksanakan Penilaian Akhir
Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (posttest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Yang harus dipertimbangkan adalah aspek apa yang dievaluasi? Bagaimana bentuk dan jenis evaluasinya?
Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat dilaksanakan di sekolah.
Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru meliputi penilaian proses serta penilaian produk. Penilaian proses seperti yang telah dijelaskan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih menekankan pada kegiatan penilaian untuk mengetahui tentang sejauhmana hasil belajar siswa. Sehingga kedua penilaian tersebut perlu dilaksanakan secara utuh sebagai dasar untuk kegiatan tindak lanjut pembelajaran.

Ad. 2. Mengkaji Hasil Penilaian Akhir
Setelah melaksanakan kegiatan penilaian guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran? Apakah tingkat ketercapaian siswa dalam kelas/individu terhadap tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan (presentase) minimal?
Apabila teknik penilaian dilaksanakan secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.

Ad. 3. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran secara prinsip ada hubungannya dengan kegiatan belajar sebelumnya. Karena tindak lanjut pembelajaran esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, harus diingat kembali tentang kegiatan belajar hasil belajar siswa dan kegiatan belajar perseorangan yang berkenaan dengan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remedial).
Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya:
a.       Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah.
Pemberian tugas dan latihan perlu diberikan pada siswa sesuai dengan waktu dan kemampuan yang dimilikinya. Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas kemampuan siswa, sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa prustasi, jenuh, bahkan akan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Oleh karena itu pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi pada tujuan pembelajaran serta harus dapat bermanfaat bagi siswa. Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu dikoordinasikan (terpadu) dengan mata-mata pelajaran yang lain.
Ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa adalah sebagai berikut:
Kesatu,    Menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Kedua,     Menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas tersebut berdasarkan lembaran tugas. Berikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut.
Ketiga,     Memberi kesempatan untuk bertanya apabila belum mengerti tentang tugas tersebut. Tegaskan oleh guru tetang kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut.
Keempat,   Proses penyelesaian tugas, dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan.
Kelima,    Penyerahan tugas harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Keenam, Pembahasan dan pemeriksaan setiap tugas harus diperiksa dan berikan umpan balik terhadap tugas tersebut, sehingga siswa dapat mengetahui hasil pekerjaannya. Atau tugas tersebut secara representatif dipresentasikan untuk didiskusikan di kelas.
b.      Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
Dalam tahapan ini guru menjelaskan kembali tentang materi pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Kalau untuk menjelaskan kembali hanya memerlukan waktu sedikit, maka dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran tersebut. Tetapi apabila untuk menjelaskan kembali akan menggunakan waktu yang relatif lama, maka kegiatan tersebut harus dilaksanakan di luar jam pelajaran. Supaya menghasilkan kegiatan yang optimal, maka guru perlu membuat program pembelajaran tambahan tersebut. Tentukan tujuan, bahan, kegiatan belajar, evaluasi serta sumber belajarnya. Program tersebut harus didasarkan pada identifikasi hasil penilaian akhir siswa.
c.       Membaca materi pelajaran tertentu
Kegiatan tindak lanjut dapat pula menugaskan pada siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Supaya siswa mengerjakan tugas tersebut, sebaiknya ditunjang dengan teknik pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau siswa ditugaskan untuk membuat laporan hasil bacaannya. Tetapi kegiatan ini sulit dilaksanakan pada kelas rendah karena siswa belum dapat membaca.
d.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Memberikan motivasi dan bimbingan belajar pada hakikatnya merupakan keharusan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dalam tahapan tindak lanjut sangat diperlukan adanya motivasi dan bimbingan dari guru. Misalnya untuk siswa yang harus melaksanakan perbaikan maupun pengayaan atau mengerjakan tugas, maka guru perlu memberikan petunjuk atau pengarahan pada siswa yang bersangkutan, sehingga hasil program perbaikan, pengayaan atau tugas dapat diperoleh secara optimal. Pelaksanaan tindak lanjut pembelajaran dapat dilakukan berdasarkan hasil penilaian formatif. Dari hasil formatif guru dapat mengidentifikasi kelompok siswa mana yang harus diberikan pengayaan dan kelompok siswa mana yang harus diberikan perbaikan.

4.      Mengemukakan tentang Topik yang akan Dibahas pada Waktu yang akan Datang
Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran sehingga sebelum topik tersebut dibahas di sekolah, siswa sudah membaca/mempelajari terlebih dahulu.
Berikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran, terutama untuk mengerjakan tugas-tugas, latihan, dan kegiatan aplikasi lainnya atau dalam memperoleh informasi melalui media.

5.      Menutup Kegiatan Pembelajaran

Setelah guru menganggap kegiatan akhir selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan dan dilaksanakan secara optimal, maka guru harus menutup pelajaran tersebut. Apabila jam pelajarannya yang paling akhir siswa harus dibiasakan menutup dengan berdoa.

0 komentar:

Posting Komentar