PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Pendahuluan Pembelajaran
Proses pembelajaran secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan
harus dapat membangkitkan aktivitas siswa sebagai objek sekaligus sebagai
subjek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan
awal atau pendahuluan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu kegiatan pendahuluan
dalam pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis,
fleksibel, efektif, dan efisien.
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan prainstruksional.
Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran
yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran perlu
diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif
singkat berkisar 5 (lima) menit. Dengan waktu yang relatif sedikit diharapkan
guru dapat meniciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam
kegiatan inti pembelajaran siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran.
Kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran di
antaranya:
1. Menciptakan kondisi awal
pembelajaran
- menciptakan sikap yang mendidik
- menciptakan kesiapan belajar siswa
- menciptakan suasana belajar yang demokrasi
2. Melaksanakan kegiatan
apresiasi atau melaksanakan penilaian awal
- mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya
- memberikan komentar atas jawaban yang diberikan siswa
- membangkitkan motivasi dan perhatian siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran
Stra
teg
Ad. 1. Menciptakan
kondisi awal pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan
kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari
tahap pra-instruksional (tahap pendahuluan pembelajaran). Upaya yang harus dilakukan
untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik, di antaranya:
a. Absensi siswa
Guru mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam
mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara siswa yang hadir di suruh
menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan mengapa yang
bersangkutan tidak hadir?, begitu juga seterusnya. Secara tidak langsung guru
telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran
dan membiasakan diri apabila tidak hadir mengikuti pelajaran memberitahukan
secara tertulis atau lisan melalui temannya pada guru.
b.
Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan
semangat belajar dari siswa. Kesiapan (readinees) belajar siswa
merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Ada beberapa alternatif yang dapat dapat dilakukan guru
dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam
awal pembelajaran. Alternatif tersebut di antaranya:
1)
Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan
fasilitas/ sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar
2)
Menciptakan kondisi belajar dalam kelas
3)
Guru dalam mengajar harus penuh semangat dan menunjukan
minat mengajar yang tinggi
4)
Secara professional guru harus dapat mengontrol (mengelola)
seluruh siswa yang mulai dari awal pembelajaran
5)
Gunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta dapat menarik perhatian siswa
6)
Menentukan kegiatan belajar yang harus memungkinkan siswa
dapat melakukannya
c. Menciptakan suasana belajar
yang demokratis
Dalam kegiatan ini pada hakikatnya dapat menunjang terhadap
proses belajar
melalui pendekatan CBSA. Karena melalui kegiatan ini guru
harus membimbing siswa agar berani menjawab, agar berani untuk bertanya, berani
berpendapat atau mengeluarkan ide-ide, berani memperlihatkan unjuk kerja
(keterampilan). Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam awal pembelajaran di
antaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan siswa untuk
menjawab dan berpendapat.
Guru selalu
memberikan kesempatan pada siswa untuk berkreativitas jika memungkinkan dapat
mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa merasa
bebas dalam belajar, artinya tidak merasa ada tekanan dan tidak ada paksaan.
Misalnya membimbing dan melatih atau merangsang siswa untuk bertanya, untuk
menjawab, dan melatih berpendapat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan
tingkat kesulitan bahan pelajaran yang dipelajarinya.
Ad. 2. Melaksanakan
kegiatan apersepsi dan atau melaksanakan tes awal.
Setelah mengkondisikan kegiatan awal dalam pembelajaran, guru harus melaksanakan
kegiatan apersepsi dan atau penilaian terhadap kemampuan awal (entry behavior)
siswa. Penilaian awal atau pre test tujuannya adalah untuk mengukur dan
mengetahui sejauhmana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah
dimiliki dan diketahui oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk
kelanjutan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Pelaksanaan pre
tes (tes awal) perlu dilaksankan untuk dapat menjajagi bahan pelajaran apa yang
sudah dikuasai oleh siswa. Kegiatan guru dalam apersepsi lebih menitik beratkan
kegiatan mengulas (singkat) bukan pelajaran yang sudah dipelajari serta menghubungkannya
dengan tahap pelajaran yang akan dipelajari.
Melaksanakan tes awal perlu memperhatikan waktu yang tersedia, sehingga dalam
prosesnya tidak menganggu waktu untuk kegiatan inti dalam pembelajaran. Tes
awal dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa siswa yang dianggap representatif
(mewakili) seluruh siswa. Terkadang tes awal dalam prosesnya selalu dipadukan
dengan kegiatan apersepsi. Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam
menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi yang
akan dipelajari oleh siswa. Ada beberapa cara dalam kegiatan apersepsi di
antaranya:
a.
Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya
Pertanyaan yang diajukan harus berhubungan dengan materi
yang sudah dipelajari oleh siswa. Melalui pertanyaan tersebut
siswa dibimbing untuk mengingat kembali tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari. Setiap pertanyaan dalam apersepsi jika memungkinkan perlu dikaitkan
dengan informasi atau bahan yang berhubungan dengan lingkungan siswa. Melalui pertanyaan
tersebut siswa merasa lebih dekat dengan materi yang dipelajarinya. Selain itu
melalui kegiatan ini guru harus berupaya untuk membangkitkan perhatian siswa
terhadap pelajaran dan memberikan motivasi terhadap siswa agar belajar lebih
giat lagi.
b.
Memberikan komentar terhadap jawaban serta mengulas
pelajaran yang akan dibahas
Memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan oleh
siswa bertujuan untuk memberikan penguatan serta untuk lebih memperjelas
jawaban itu sendiri. Guru dalam memberikan penjelasan harus menghubungkan
dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa serta dengan lingkungan sekitar
siswa sehingga komentar yang diberikan oleh guru akan lebih mengarahkan pada
materi yang akan dipelajari.
Upaya memberikan motivasi terhadap siswa dapat dilakukan
dengan cara memberikan komentar terhadap jawaban siswa, di antaranya dengan
memberikan pujian serta memperjelas maksud jawaban siswa itu sendiri. Dalam
memberikan komentar lebih menekankan pada kegiatan motivasi dan penguatan.
Apabila ada jawaban yang salah atau kurang benar guru tidak langsung
menyalahkannya akan tetapi membimbing hingga jawabannya menjadi benar.
c.
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan
kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran.
Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu diberikan motivasi serta
ditingkatkan perhatian dalam belajar.
Dalam kegiatan pendahuluan sebagian besar siswa masih belum memperhatikan
pada pelajaran yang akan diikutinya. Proses berpikir siswa masih terkait dengan
pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang siswa alami sebelumnya.
Oleh karena itu guru perlu memberikan motivasi dan membangkitkan perhatian
siswa terhadap pelajaran yang akan diikutinya. Ada beberapa upaya yang harus
dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya pada awal
pembelajaran di antaranya guru harus:
a.
memahami latar belakang (kemampuan) siswa.
b.
dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga
terfokus pada pelajaran yang akan diikutinya.
c.
dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun
individu.
d.
dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif, sehingga
siswa merasakan adanya suasana belajar.
e.
memberikan penguatan pada siswa.
f.
berdisiplin dan menanamkan disiplin pada siswa.
B. Kegiatan Inti dalam
Pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran lebih menekankan pada proses
pembentukan pengalaman belajar (learning experience) siswa dalam
materi/bahan pelajaran tertentu, yang disusun dan direncanakan oleh guru
berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi
secara sistematis tentang kegiatan-kegiatan belajar yang memungkinkan dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar atau mengoptimalkan kegiatan dalam belajar. Karena
prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan hal-hal berikut.
1) Apa yang harus dipelajari dan
apa yang harus dicapai siswa?
2) Dengan cara dan teknik apa
siswa mempelajarinya?
3)
Bagaimana pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang
akan dilakukannya?
4)
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran klasikal?
5)
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran kelompok?
6)
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran individu?
Langkah kegiatan inti dalam pembelajaran secara sistematis perlu
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Memberitahukan tujuan dan
garis besar materi yang akan dipelajari. Teknik yang digunakan oleh guru misalnya
menyampaikan secara lisan atau tulisan tujuan atau topik-topik tersebut di
papan tulis hingga semua siswa
2.
Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh
siswa. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan
belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-topik
tersebut. Contoh : jika dalam pembelajaran yang digunakan cenderung diskusi, maka
guru harus menyampaikan bagaimana teknik/prosedur diskusi tersebut. Atau jika
yang digunakan cenderung eksperimen, maka harus menyampaikan teknik/prosesdur
eksperimen, atau jika belajar cenderung belajar kelompok maka guru membentuk
kelompok dan harus menyampaikan teknik/prosedur belajar kelompok tersebut
begitu pula dengan strategi-strategi yang lainnya.
3.
Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran. Prosedur
kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Karena melalui kegiatan ini akan terjadi suatu proses perubahan tingkah laku.
Dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti,
dari tidak mampu menjadi mampu, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Siswa
akan dapat memahami bahan pelajaran, siswa akan mampu menerapkan bahan
pelajaran, dan siswa akan memiliki sikap positif terhadap bahan pelajaran jika
proses pembahasan dan atau penyajian bahan pelajaran ditempuh oleh siswa secara
optimal, efektif, dan efisien.
Untuk memudahkan pemahaman kita tentang kegiatan menyajikan/membahas materi
pelajaran dalam prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran dapat kita kelompokkan
pada tiga bentuk kegiatan pembelajaran:
1) Pembelajaran secara klasikal
2) Pembelajaran secara kelompok
3) Pembelajaran secara
perseorangan
Untuk menentukan apakah proses Pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru
cocok dengan pembelajaran kelompok, klasikal atau perseorangan, maka guru perlu
memperhatikan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di antaranya; tujuan pembelajaran,
karakteristik/jumlah siswa, karakteristik materi alokasi waktu, serta fasilitas
dan sarana yang tersedia.
a. Menyajikan/Membahas Materi
Pelajaran secara Klasikal.
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan oleh guru apabila
dalam proses belajarnya lebih banyak bentuk penyajian materi dari guru.
Penyajian lebih menekankan untuk menjelaskan sesuatu materi yang belum
diketahui atau dipahami oleh siswa. Alternatif metode cenderung dengan metode
ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang memungkinkan sesuai
dengan karakteristik materi pelajaran.
Pembelajaran klasikal akan memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi
materi pelajaran. karena dalam pembelajaran klasikal secara umum materi
pelajarannya akan seragam diserap oleh siswa baik urutan (squence)
maupun ruang lingkupnya (scope).
Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih
bersifa informatif atau fakta. Terutama ditujukan untuk memberikan informasi
atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar (Depdikbud, 1990;38),
sehingga dalam proses belajarnya siswa lebih banyak mendengarkan atau bertanya
tentang materi pelajaran tersebut. Secara proses dalam pembelajaran klasikal
dapat membentuk kemampuan siswa dalam menyimak (mendengarkan) dan membentuk
kemampuan dalam bertanya.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, selain guru harus
memiliki kemampuan dalam pembelajaran klasikal, juga perlu memperhatikan
prisnsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran klasikal di
antaranya sebagai berikut:
1)
Sistematis. Dalam pembelajaran klasikal
penyajian/pembahasan bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan
selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
2)
Perhatian dan aktifitas. Prisnsip ini menuntut harus adanya
perhatian dari guru terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas.
Selama proses belajar guru harus mampu membangkitkan perhatian siswa. Perhatian
tersebut dapat dipengaruhi oleh penampilan guru di antaranya dalam suara,
gerak, gaya, dan seni mengajar.
3)
Media pembelajaran. Untuk lebih mengoptimalkan efektivitas
pembelajaran klasikal harus didukung oleh penggunaan media pembelajaran. Dengan
media pembelajaran dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap informasi yang
diberikan oleh guru termasuk buku sebagai alat bantu yang harus dimanfaatkan
untuk memperjelas dan menambah wawasan siswa tentang bahan pelajaran.
4)
Latihan atau penugasan. Untuk memperkuat terhadap pemilikan
informasi siswa maka guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas yang
sifatnya akan lebih menguatkan kemampuan siswa.
Setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan serta menyampaikan
tujuan/topik pembelajaran pada siswa, maka tahapan selanjutnya yang perlu
ditempuh dalam pembelajaran klasikal melalui metode ceramah dan tanya jawab
bervariasi adalah sebagai berikut:
Kesatu, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran
dengan ceramah bervariasi. Guru mejelaskan materi pelajaran harus dapat disimak
oleh seluruh siswa dalam kelas. Guru tidak terus menerus menjelaskan atau
berbicara tetapi selang beberapa menit selalu memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya kembali.
Kedua, asosiasi dan pemahaman bahan pelajaran
melalui keterhubungan antara materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata
atau dengan bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang
menggambarkan sebab akibat.
Ketiga, aplikasi bahan pelajaran yang telah
dipelajari dengan cara tertulis (mengerjakan soal-soal, atau menjawab
pertanyaan) atau dengan cara lisan.
Keempat, menyimpulkan bahan pelajaran yang telah
dipelajari. Kesimpulan dibuat siswa di bawah bimbingan guru.
b. Menyajikan/Membahas Materi
Pelajaran secara Kelompok
Pembelajaran secara kelompok merupakan pembelajaran yang dalam proses belajarnya
siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan untuk mengembangkan konsep
pokok/sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial, sikap,
dan nilai (Depdikbud, 1990:39).
Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran
dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Misalnya dengan
kegiatan diskusi, penelitian sederhana (observasi), pemecahan masalah, serta
metode lain yang memungkinkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik materi
dalam belajar secara kelompok.
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi peluangnya
lebih besar akan dapat dikembangkan melalui kegiatan belajar kelompok. Melalui
belajar kelompok lebih jauh tentang siswa akan memahami aspek materi pelajaran
yang bersifat problematis berdasarkan pokok bahasan maupun berdasarkan aspek
sosial nyata. Secara langsung siswa akan belajar memberikan alternatif pemecahan
masalahnya melalui kesepakatan kelompok. Kegiatan belajar secara kelompok perlu
dikembangkan dalam pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan sosial, seperti
kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bermusyawarah, dan
kemampuan berinteraksi yang dibentuk melalui kelompoknya.
Dalam pembelajaran kelompok perlu diperhatikan tentang alokasi waktu dengan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Seringkali pembelajaran kelompok menggunakan waktu
yang melebihi dari waktu yang dialokasikan. Untuk itu kegiatan bimbingan dari
guru sangat diperlukan.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
kelompok. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah:
1)
Tujuan Permasalahan. Pelaksanaan belajar secara kelompok
harus memperhatikan pada tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan belajar secara
kelompok, pada prinsipnya guru harus selalu megarahkan/megkondisikan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Isi pelajaran dalam pembelajaran kelompok
di antaranya harus mengandung permasalahan yang harus diselesaikan dan
dipecahkan oleh siswa secara bersama-sama.
2)
Pembentukan Kelompok. Pembelajaran kelompok harus didasarkan
pada pengelompokkan siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa serta sesuai
dengan tujuan. Karakteristik siswa perlu diperhatikan dalam pembentukan
kelompok terutama yang menyangkut kepandaian, jenis kelamin, kelancaran
berbicara, serta kekuatan (kondisi) fisik siswa. Pengelompokkan siswa harus
seimbang dan merata. Pengelompokkan menurut CBSA dibedakan pada tiga kelompok
yang pertama kelompok menurut kesenangan berkawan, yang kedua pengelompokkan
menurut kemampuan, dan yang ketiga pengelompokkan menurut minat siswa (Conny
Semiawan dkk, 1978:68). dalam pembentukan kelompok harus ditentukan ketua
kelompok, penulis/sekretaris atau pelapor atau sebagai anggota kelompok.
3)
Kerja Sama. Adanya kerjasama dalam pembelajaran kelompok
merupakan prinsip yang penting. Karena tujuan pembelajaran kalompok di
antaranya agar siswa memiliki kemampuan bekerja sama, memiliki rasa
solidaritas, rasa toleransi dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok tersebut.
4)
Perhatian. Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok
maupun siswa sebagai individu dalam kelompok. Perhatian dari guru dapat
membangkitkan perhatian siswa. Prinsip ini pada hakikatnya tidak berbeda dengan
pembelajaran klasikal.
5)
Motivasi. Untuk menunjang keberhasilan belajar secara
kelompok maka guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap individu
dalam kelompok.
6)
Sumber belajar dan fasilitas. Kelengkapan sumber belajar
merupakan satu aspek yang memberikan daya dukung yang kuat terhadap
keberhasilan belajar kelompok. Misalnya dalam pemyelesaian permasalahan
diperlukan data/bahan informasi untuk bahan kajian atau dalam kerja kelompok
siswa akan memerlukan fasilitas untuk kerja (praktik). Maka sumber belajar dan
fasilitas belajar mutlak harus ada guna menunjang optimalisasi belajar secara
kelompok.
7)
Latihan dan tugas. Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil
belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua
siswa secara individual. Ada beberapa metode yang memungkinkan dapat digunakan
dalam pembelajaran kelompok yaitu untuk diskusi, kerja kelompok, simulasi dan
penelitian sederhana (observasi).
Metode yang sering digunakan dalam belajar kelompok diantaranya adalah metode
diskusi. Metode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan
pada prosedur yang harus ditempuh. Dalam pelaksanaannya metode ini perlu
ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran
kelompok dengan metode diskusi pada tahap penyajian/pembahasan materi pelajaran
dapat menggunakan tahapan sebagai berikut.
Setelah menempuh kegiatan pendahuluan dan menyampaikan tentang
tujuan/topik pembelajaran serta sudah mengelompokkan siswa dan memberikan
penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar, maka tahapan selanjutnya adalah:
Kesatu, merumuskan masalah berdasarkan topik
pembahasan dan tujuan pembelajaran. Perumusan masalah harus dilakukan oleh
siswa di bawah bimbingan guru yang bersangkutan.
Kedua, Identifikasi masalah atau sub-sub masalah
berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan. Banyaknya sub-sub masalah dapat
dijadikan dasar untuk pembentukan kelompok.
Ketiga, Analisis masalah berdasarkan sub-sub
masalah.
Keempat, Peyusunan laporan oleh masing-masing
kelompok.
Kelima, Presentasi kelompok atau melaporkan hasil
diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang
langsung dibimbing oleh guru. Dalam tahapan ini sekaligus melaksanakan
penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Keenam, menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan
rumusan masalah dan sub-sub masalah.
c. Pembahasan Materi Pelajaran
Melalui Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses belajar
mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu untuk melaksanakan
kegiatan belajar tersebut di antaranya guru perlu memiliki kemampuan yang
berkenaan dengan:
·
Mengkaji hasil prestasi belajar siswa
·
Merencanakan, melaksanakan serta menilai program perbaikan
dan pengayaan hasil belajar siswa
·
Melaksanakan kegiatan belajar dalam latihan secara perseorangan
Kegiatan belajar perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan
dan perbaikan (Depdikbud:1990:39). Program pengayaan (enrichment) perlu
diberikan pada siswa yang memiliki prestasi atau kemampuan yang melebihi dari
teman sekelasnya. Program pengayaan dapat dilaksanakan oleh setiap sekolah yang
programnya disesuaikan dengan kondisi siswa dan kondisi sekolah yang bersangkutan.
Sedangkan kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu
siswa yang kurang berhasil atau yang prestasinya di bawah rata-rata teman
sekelasnya juga program perbaikan disediakan untuk siswa yang ketinggalan
pelajarannya karena tidak masuk dengan alasan izin atau sakit. Pembelajaran
perseorangan pada dasarnya dilandasi oleh prinsip-prinsip belajar tuntas (mastery
learning).
Adanya kegiatan pengayaan dan perbaikan dalam pembelajaran merupakan suatu
upaya dalam menempatkan siswa sebagai kelompok atau sebagai individu yang
memiliki perbedaan. Paling tidak membedakan kelompok siswa yang cepat dan kelompok
siswa yang lambat, yang cepat diberikan pengayaan dan yang lambat diberikan
remedial. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak memperlihatkan adanya diskriminasi
antara dua kelompok siswa tersebut.
Tahapan kegiatan pembelajaran perseorangan melalui program pengayaan dan
perbaikan di antaranya harus menempuh langkah sebagai berikut:
Kesatu, Guru
mengidentifikasi tingkat penguasaaan siswa berdasarkan hasil belajar siswa dan
kehadiran.
Kedua, Mengelompokkan
siswa yang mengikuti pengayaan dan yang mengikuti program perbaikan.
Ketiga, Membuat
program pengayaaan dan perbaikan berdasarkan hasil identifikasi. Rumuskan dalam
program tentang:
·
Tujuan pembelajaran
·
Waktu kegiatan
·
Topik pembahasan/kegiatan
·
Alternatif kegiatan dan tahapan belajar
·
Sumber belajar yang mendukung
·
Sistem evaluasi
·
Lembaran kerja/tugas (kalau dianggap perlu)
Keempat, Melaksanakan program pengayaan atau
perbaikan di luar jam pelajaran. Dalam tahap ini guru dapat melaksanakan
kegiatan yang disesuaikan dengan program yang bersifat kontinuitas, fleksibel,
dan sistematis. Dengan alternatif kegiatan sebagai berikut :
1. Program pengayaan, di
antaranya:
·
Menyuruh siswa membaca (laporan membaca)
·
Mengerjakan tugas/latihan
·
Mendiskusikan topik tertentu
·
Menyusun laporan hasil pengamatan
2. Program perbaikan, di
antaranya:
·
Menjelaskan kembali
·
Memberikan tugas/latihan
·
Mengulangi bahan pelajaran yang sulit
Kelima, Menilai
hasil belajar dalam program pengayaan dan dalam program perbaikan.
Dalam pemberian tugas atau latihan, prosesnya dapat diberikan pada
seluruh siswa dalam kelas, tetapi esensi tugas tersebut merupakan tugas
perseorangan yang akan dikerjakan di rumah.
Prosedur kegiatan inti dalam pembelajaran perseorangan yang akan kita
bahas khususnya dalam pemberian tugas dan atau latihan, prosedurnya secara
sistematis dan fleksibel dapat ditempuh sebagai berikut.
Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang
tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh oleh siswa, maka prosedur selanjutnya
adalah:
Kesatu : menjelaskan secara singkat tentang materi
pelajaran yang akan ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa
Kedua : memberikan lembaran kerja atau tugas. Jika
tugas tersebut dikerjakan di rumah, maka guru dalam langkah ini perlu
memberikan bimbingan atau arahan/petunjuk secara lisan dan tertulis serta
sistematis. Memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab dan kegiatan
asosiasi.
Ketiga : Memantau kegiatan siswa. Jika tugas tersebut
dikerjakan di rumah maka lembaran kerja dan petunjuk dapat dijadikan sebagai
sarana untuk menitoring.
Keempat :Memeriksa dan
menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa.
Kelima : Memberikan umpan balik terhadap pekerjaan
siswa.
Keenam :Memberikan
kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.
d. Menyimpulkan Pelajaran
Menyimpulkan pelajaran dirumuskan oleh siswa di bawah bimbingan guru.
Langkah ini dalam prosesnya sebagai teknik untuk penguatan terhadap hasil
belajar siswa secara menyeluruh. Kriteria yang harus diperhatkan dalam menyimpulkan
pelajaran di antaranya adalah:
1. Berorientasi pada tujuan
pembelajaran.
2. Singkat, jelas, dan bahasa
(tulis/lisan) mudah dipahami oleh siswa.
3. Kesimpulan tidak keluar dari
topik yang telah dibahas.
4. Dapat menggunakan waktu
sesingkat mungkin
C. Kegiatan Akhir dan Tindak
Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilaksanakan atas dasar
perencanaan yang telah dibuat oleh guru. Guru perlu merencanakan dan
melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut secara efektif, efisien,
fleksibel, dan sistematis.
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan
untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar
siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh
berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.
Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru di antaranya:
1. Menilai hasil proses belajar
mengajar.
2. Memberikan tugas/latihan yang
dikerjakan di luar jam pelajaran.
3. Memberikan motivasi dan
bimbingan belajar.
4. Menyampaikan alternatif
kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di luar jam pelajaran.
5.
Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan
siswa harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau kelompok
untuk melaksanakan program pengayaan atau perbaikan yang dilakukan di luar jam
pelajaran.
Ad. 1. Melaksanakan
Penilaian Akhir
Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (posttest),
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa setelah mengikuti
pelajaran tersebut. Yang harus dipertimbangkan adalah aspek apa yang dievaluasi?
Bagaimana bentuk dan jenis evaluasinya?
Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang
ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh
siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan
oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat dilaksanakan di
sekolah.
Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru meliputi
penilaian proses serta penilaian produk. Penilaian proses seperti yang telah dijelaskan
pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih menekankan
pada kegiatan penilaian untuk mengetahui tentang sejauhmana hasil belajar
siswa. Sehingga kedua penilaian tersebut perlu dilaksanakan secara utuh sebagai
dasar untuk kegiatan tindak lanjut pembelajaran.
Ad. 2. Mengkaji Hasil
Penilaian Akhir
Setelah melaksanakan kegiatan penilaian guru harus mengkaji apakah hasil
belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran? Apakah tingkat ketercapaian
siswa dalam kelas/individu terhadap tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan
(presentase) minimal?
Apabila teknik penilaian dilaksanakan secara lisan, maka dalam tahapan
ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil
belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan
memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan
pada siswa.
Ad. 3. Melaksanakan
Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran,
sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan
tindak lanjut pembelajaran secara prinsip ada hubungannya dengan kegiatan
belajar sebelumnya. Karena tindak lanjut pembelajaran esensinya adalah untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, harus diingat kembali tentang
kegiatan belajar hasil belajar siswa dan kegiatan belajar perseorangan yang
berkenaan dengan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remedial).
Adapun kegiatan-kegiatan
yang harus dikerjakan di antaranya:
a. Memberikan tugas atau latihan
yang harus dikerjakan di rumah.
Pemberian tugas dan latihan perlu diberikan pada siswa
sesuai dengan waktu dan kemampuan yang dimilikinya. Pemberian tugas tidak boleh
melampaui batas kemampuan siswa, sebab memberikan tugas yang berlebihan dapat
membuat siswa prustasi, jenuh, bahkan akan dapat menurunkan motivasi serta
minat belajarnya. Oleh karena itu pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan
pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran serta harus dapat bermanfaat bagi siswa. Tugas
yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu dikoordinasikan (terpadu)
dengan mata-mata pelajaran yang lain.
Ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam
memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa adalah sebagai berikut:
Kesatu, Menentukan dan menjelaskan secara singkat
tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Kedua, Menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas
tersebut berdasarkan lembaran tugas. Berikan gambaran alternatif penyelesaian
tugas tersebut.
Ketiga, Memberi kesempatan untuk bertanya apabila
belum mengerti tentang tugas tersebut. Tegaskan oleh guru tetang kriteria dan
batas waktu penyelesaian tugas tersebut.
Keempat, Proses penyelesaian tugas, dapat dilaksanakan
di rumah atau di sekolah sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan.
Kelima, Penyerahan tugas harus sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan.
Keenam, Pembahasan dan pemeriksaan setiap tugas harus
diperiksa dan berikan umpan balik terhadap tugas tersebut, sehingga siswa dapat
mengetahui hasil pekerjaannya. Atau tugas tersebut secara representatif dipresentasikan
untuk didiskusikan di kelas.
b. Menjelaskan kembali bahan
pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
Dalam tahapan ini guru menjelaskan kembali tentang materi
pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Kalau untuk menjelaskan kembali hanya
memerlukan waktu sedikit, maka dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran tersebut.
Tetapi apabila untuk menjelaskan kembali akan menggunakan waktu yang relatif lama,
maka kegiatan tersebut harus dilaksanakan di luar jam pelajaran. Supaya
menghasilkan kegiatan yang optimal, maka guru perlu membuat program pembelajaran
tambahan tersebut. Tentukan tujuan, bahan, kegiatan belajar, evaluasi serta
sumber belajarnya. Program tersebut harus didasarkan pada identifikasi hasil penilaian
akhir siswa.
c. Membaca materi pelajaran
tertentu
Kegiatan tindak lanjut dapat pula menugaskan pada siswa
untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Supaya
siswa mengerjakan tugas tersebut, sebaiknya ditunjang dengan teknik
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau siswa ditugaskan untuk
membuat laporan hasil bacaannya. Tetapi kegiatan ini sulit dilaksanakan pada
kelas rendah karena siswa belum dapat membaca.
d. Memberikan motivasi atau
bimbingan belajar
Memberikan motivasi dan bimbingan belajar pada hakikatnya
merupakan keharusan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dalam tahapan tindak
lanjut sangat diperlukan adanya motivasi dan bimbingan dari guru. Misalnya
untuk siswa yang harus melaksanakan perbaikan maupun pengayaan atau mengerjakan
tugas, maka guru perlu memberikan petunjuk atau pengarahan pada siswa yang
bersangkutan, sehingga hasil program perbaikan, pengayaan atau tugas dapat
diperoleh secara optimal. Pelaksanaan tindak lanjut pembelajaran dapat
dilakukan berdasarkan hasil penilaian formatif. Dari hasil formatif guru dapat
mengidentifikasi kelompok siswa mana yang harus diberikan pengayaan dan
kelompok siswa mana yang harus diberikan perbaikan.
4.
Mengemukakan tentang Topik yang akan Dibahas pada Waktu yang
akan Datang
Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus mengemukakan
atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan yang akan dipelajari
pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau
mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran sehingga
sebelum topik tersebut dibahas di sekolah, siswa sudah membaca/mempelajari
terlebih dahulu.
Berikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu
dilakukan siswa di luar jam pelajaran, terutama untuk mengerjakan tugas-tugas,
latihan, dan kegiatan aplikasi lainnya atau dalam memperoleh informasi melalui
media.
5. Menutup Kegiatan Pembelajaran
Setelah guru menganggap kegiatan akhir selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan
dan dilaksanakan secara optimal, maka guru harus menutup pelajaran tersebut.
Apabila jam pelajarannya yang paling akhir siswa harus dibiasakan menutup dengan
berdoa.
0 komentar:
Posting Komentar