Selasa, 24 April 2012

makalah pengembangan bakat n kreativitas tentang kecerdasan logis matematis


BAB I
PENDAHULUAN
Sesungguhnya setiap anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan keunikan masing-masing yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Howard Gardner dalam bukunya ”Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences”, menyatakan terdapat delapan kecerdasan pada manusia yaitu: kecerdasan linguistik/verbal/bahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan visual/ruang/spasial, kecerdasan musikal/ritmis, kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Teori ini menyatakan bahwa manusia itu memiliki berbagai macam kecerdasan, dan setiap individu memiliki tingkat yang bervariasi untuk setiap jenis kecerdasan tersebut. Karena itu, setiap orang memiliki ”profil kognitif” yang unik.
Tugas orangtua dan pendidik lah mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan sampai tumbuh dewasa, dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak.
Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagai kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan. Dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini akan senang dengan rumus dan pola-pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analitis dan konseptual. Sekarang kita akan membahas lebih lanjut mengenai kecerdasan matematika logis.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kecerdasan Logika Matematika
            Kecerdasan Logika-Metematika adalah salah satu dari delapan kecerdasan ganda yang dilontarkan oleh Dr Howard Gardner dalam bukunya “Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences”. Kecerdasan Logis-matematis adalah Kecerdasan yang berhubungan dengan logika, abstraksi, penalaran induktif dan deduktif, serta angka. Kecerdasan ini lebih mengarah pada kemampuan penalaran, pengenalan pola abstrak, berpikir ilmiah dan penyelidikan, serta mampu mengerjakan perhitungan yang kompleks.
Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematik dan kecerdasan linguistik. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan linguistik diperlukan untuk merunutkan  dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.
Untuk pertama kalinya hukum logika dikemukakan oleh seorang filsuf Yunani, yaitu Aristoteles. Ia menjelaskan bagaimana argument disusun, bukti dan syarat dinyatakan, dan kesimpulan dibuat. Dari logika inilah lahir apa yang disebut dengan pemikiran ilmiah yang mensyaratkan timbulnya hipotesis berdasarkan pengamatan. Karir yang cocok untuk orang dengan tipe ini adalah ilmuwan, ahli matematika, dokter dan ahli ekonomi.
 Secara sederhana anak yang mempunyai kecerdasan matematis-logis ditunjukkan pada tabel indikator sebagai berikut:


No.
Usia
Indikator Kecerdasan Matematis-Logis Anak
1.
0-1 tahun
  • Mengenal benda
  • Mengenal warna
2.
1-2 tahun
  • Mengenal bentuk
  • Mengenal rasa manis, pahit, dan asam
  • Mengenal bilangan 1 dan 2
3.
2-3 tahun
  • Mampu mengelompokkan benda yang berbentuk sama
  • Mampu membedakan bentuk lingkaran dan persegi
  • Mampu membedakan rasa dan warna
  • Mengenal bilangan hingga hitungan 5
4.
3-4 tahun
  • Mampu membedakan bentuk dan ukuran (besar-kecil, panjang-pendek)
  • Mampu mengurutkan angka 1-10
  • Mampu membedakan warna lebih banyak
5.
4-5 tahun
  • Menunjukkan rasa ingin tahu mengenai sesuatu
  • Suka membongkar mainan untuk sekedar dilihat apa yang ada didalamnya dan kemudian dirangkai lagi
  • Suka mengurutkan sesuatu
6.
5-6 tahun
  • Mampu mengurutkan bilangan 1 hingga minimal 50
  • Senang dengan permainan otak atik bilangan
  • Menyukai permainan komputer
  • Dengan mudah meletakkan benda sesuai dengan kelompoknya

B.     Ciri-ciri Anak dengan Potensi Kecerdasan Logika Matematika[1]
Adapun ciri-ciri anak dengan potensi kecedasan logika matematika, diantaranya yaitu:
1.      Mampu berfikir secara induktif dan deduktif.
2.      Mampu berfikir menurut aturan logika, struktur, urutan, sistematik, klasifikasi, kategorisasi dan menganalisis angka-angka.
3.      Senang memecahkan masalah yang menggunakan kemampuan berfikir.
4.      Berfikir dengan sebab akibat.
5.      Senang bermain tebak-tebakan.
6.      Memiliki ketajaman dalam berspekulasi dengan menggunakan kemampuan logikanya.
7.      Senang aktivitas berhitung dan mampu menghitung cepat.
8.      Senang bertanya mengapa, bagaimana dan apa sebabnya,
9.      Cenderung kritis dan tidak mudah menerima sesuatu sebelum bisa diterima dengan akal pikirannya.

C.    Stimulasi Untuk Mengembangkan Kecerdasan Logis Matematika[2]
Stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan logis matematika diantaranya yaitu:
1. Perbanyak permainan yang berkaitan dengan logika, dan permainan sebab-akibat seperti puzzle, lego, rancang bangun, robotik, monopoli, permainan kartu, aritmatika.
2. Karena memiliki kekuatan berfikir sebab-akibat, permainan seperti percobaan sederhana ilmu pengetahuan alam atau perbocaan matematika akan sangat menarik
3. Perluas pengetahuannya dengan menyediakan banyak bacaan seperti teka-teki.
4. Libatkan dalam kegiatan yang berkaikan dengan hitung-hitungan, seperti misalnya mengelompokkan, mengurutkan, berbelanja, perjalanan (jarak, waktu tempuh, kapan berangkat, kapan tiba) atau mengatur menu makanan.

D. Merangsang Kecerdasan Logika Matematis Anak Dalam Kegiatan Sehari-hari Disekitar Kita.
Kita bisa mengenalkan pertama kali pemahaman konsep matematika sejak usia dini dari lingkungan sekitar kita dan pengalaman sehari-hari anak serta memberikan stimulasi yang mendukung. Tentu saja hal ini dilakukan tanpa paksaan dan tekanan, dan melalui permainan-permainan. Dalam pendidikan anak, peran orangtua tak tergantikan dan rumah merupakan basis utama pendidikan anak. Banyak permainan eksplorasi yang bisa mengasah kemampuan logika matematika anak, namun tentu hal ini harus disesuaikan dengan usia anak. Saat anak balita bermain pasir, anak sesungguhnya sedang menghidupkan otot tangannya yang melatih motorik halusnya sehingga kelak anak mampu memegang pensil, menggambar dan lain-lain. Dengan bermain pasir anak sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau  menakar yang kelak semua itu ada dalam matematika.
Ketika kita mengenalkan angka pada anak jangan hanya sebagai simbol, misalnya kita mempunyai dua jeruk, sediakan dua buah jeruk. Sehingga anak paham tentang konsep angka dan bilangan. Lagu juga bisa menjadi media untuk memperkenalkan berbagai tema tentang angka. Seperti lagu balonku ada lima. Atau kita bisa berkreasi menciptakan lagu sederhana sendiri sambil memperagakan jari kita sebagai alat untuk menghitung, sehingga secara perlahan anak mudah menangkap  konsep abstrak dalam bilangan.
Setelah anak mengenal bilangan 1 sampai 10, maka bisa  dikenalkan bilangan nol. Memberikan pemahaman konsep bilangan nol pada anak usia dini tidaklah mudah. Permainan ini dapat dilakukan dengan menghitung magnet yang ditempelkan di kulkas. Cobalah mengambil satu persatu dan mintalah anak  menghitung yang tersisa. Lakukan berulangkali sehingga magnet di kulkas tidak ada lagi yang melekat. Saat itu dapat diunjukkan bahwa yang dilihat pada kulkas adalah 0 (nol) magnet.
Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta mengelompokkan sayuran berdasarkan warna. Mengasah kemampuan berhitung dalam pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah maka sisanya berapa. Bisa juga membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran. Sesekali lakukan juga kegiatan membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar matematika melalui kegiatan menimbang, menakar, menghitung waktu. Memasak sambil melihat resep juga melatih keterampilan membaca dan belajar kosakata. Jangan risaukan keadaan dapur yang akan menjadi kotor dan berantakan dengan tepung dan barang-barang yang bertebaran, karena seperti slogan sebuah iklan bahwa berani kotor itu baik. Anak senang dan tanpa sadar mereka telah belajar banyak hal. Saat dimeja makan pun kita mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak, misalnya supaya kita sekelurga kebagian semua, puding ini kita potong jadi berapa ya? Lalu bila puding sudah dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu? Hal ini terkait dengan konsep pecahan.
Kita dapat juga memberikan konsep matematika seperti pemahaman kuantitas, seperti berapa jumlah ikan hias di akuarium. Ketika bersantai di depan rumah, anak diajak menghitung berapa banyak motor yang lewat dalam 10 menit. Kenalkan juga konsep perbandingan seperti lebih besar, lebih kecil dan sebagainya, misalnya dengan menanyakan pada anak roti bolu dengan roti donat mana yang ukurannya lebih besar. Saat kita mengenalkan dan menanyakan pada anak bahwa mobil bergerak lebih cepat daripada motor, pohon kelapa lebih tinggi dari pohon jambu, atau tas kakak lebih berat daripada tas adik, sebenarnya hal ini sudah termasuk mengajarkan anak pada konsep kecepatan, panjang dan berat, sehingga fungsi kecerdasan matematikanya menjadi aktif.
Untuk kegiatan di luar rumah, ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia dalam transaksi sehingga  semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti penjumlahan dan pengurangan. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasar-pasaran dengan teman-temannya. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan yang edukatif seperti balok-balok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan dengan benda-benda disekitar mereka Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang baik, akan membuat anak lebih memahami lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya anak akan tahu kalau bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya. Kita juga bisa memberikan game-game dalam komputer yang edukatif yang mampu merangsang kecerdasan anak.
Permainan-permaianan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan kecerdasan matematis logis anak seperti permainan congklak sebagai sarana belajar berhitung dan bermanfaat melatih kemampuan manipulasi motorik halus terutama melatih kekuatan jari tangan yang di kemudian hari bermanfaat untuk persiapan menulis. Selama bermain anak dituntut untuk fokus mengikuti alur permainanyang pada gilirannya akan melatih konsentrasi dan ketekunan anak yang dibutuhkan saat anak mengikuti pelajaran disekolah. [3]
E. Ciri-ciri Siswa Dengan Kecerdasan Logika-Matematika.
Ciri-ciri siswa dengan kecerdasan Logika-Matematika di antaranya :
  1. Biasanya mempunyai kemampuanyang baik dalam bidang matematika dan system-sistem logika lain yang rumit.
  2. Mereka mengunakan penalaran dan logika serta angka angka dengan baik.
  3. Mereka berfikir  secara konseptual dalam kerangka pola pola angka dan mampu membuat hubungan hubungan antara berbagai  ragam informasi yang didapat.
  4. Mereka selalu ada rasa ingin tahu tentang  dunia disekeliling mereka  dan selalu menanyakan banyak hal serta mau mengerjakan eksperimentasi.
  5. Selalu mempermasalahkan dan menanyakan kejadian-kejadian yang ada, sehingga tak jarang mereka agak tak disukai atau membosankan karena terlalu banyak bertanya.
F. Adapun Kemampuan Siswa Dengan Kecerdasan Logika-Matematik
Adapun kemampuan siswa dengan kecerdasan logika-matematika di antaranya:
  1. Kemampuan dalam memecahkan  masalah.
  2. Mengkategorikan dan mengklasifikasi inforrmasi yang diperoleh.
  3. Bekerja dalam konsep abstrak untuk mengketahui hubungan antara konsep.
  4. Mampu menghubungkan rantai-rantai rasio untuk melihat perkembangan satu kegiatan.
  5. Melaksanakan eksperimentasi terkendali.
  6. Mampu mengerjakan perhitungan  matematika yang rumit dan sulit.
G. Cara Mengasah Kecerdasan Logika-Matematika Siswa
Cara mengasah kecerdasan logika-matematika siswa di antaranya :
  1. Berikan PR dengan porsi lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas soal.
  2. Berikan selalu reward atas keberhasilan siswa dalam pencapaian suatu tahap tertentu.
  3. Angkatlah ia sebagai tutor sebaya bidang studi matematika.
  4. Tidak ada salahnya Bapak Ibu guru memberikan pengayaan berupa soal-soal setaraf lomba olimpiade MIPA.

















BAB III
PENUTUP
Simpulan.
            Kecerdasan Logika-Metematika adalah salah satu dari delapan kecerdasan ganda yang dilontarkan oleh Dr Howard Gardner dalam bukunya “Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences”. Kecerdasan Logis-matematis adalah Kecerdasan yang berhubungan dengan logika, abstraksi, penalaran induktif dan deduktif, serta angka. Kecerdasan ini lebih mengarah pada kemampuan penalaran, pengenalan pola abstrak, berpikir ilmiah dan penyelidikan, serta mampu mengerjakan perhitungan yang kompleks.
            Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematik dan kecerdasan linguistik. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan linguistik diperlukan untuk merunutkan  dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.
            Masih menurut Gardner, ciri anak cerdas matematik logis pada usia balita, anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut, mengamati benda-benda yang unik baginya, hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba. Seperti bagaimana jika kakiku masuk kedalam ember penuh berisi air atau penasaran menyusun puzzle. Mereka juga sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan. Selain itu anak juga suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung.



DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Boeree, George. 2010. Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.









[1] http://www.duniaanakcerdas.com/kecerdasan-logis-matematis.html

[2]http://p4tkmatematika.org/2008/11/mengasah-kecerdasan-matematis-logis-anak-sejak-usia-dini/

[3] http://esmartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=887&Itemid=69