Rabu, 11 Januari 2012

Pembelajaran Discovery


PEMBELAJARAN DISCOVERY
Pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner  menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1.      Identifikasi kebutuhan siswa.
  1. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan.
  2. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas.
  3. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa.
  4. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.
  5. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
  6. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
  7. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa.
  8. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
  9. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
  10. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:
  1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
  2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya.
  3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas.
  4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks.
  5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keunggulan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1.      Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
2.      Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.
3.      Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
4.      Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan.
5.      Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada.
6.      Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya.
Discovery dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery), dalam hal ini siswa benar-benar dilepas dalam mengidentifikasi masalah, dan menguji hipotises dengan konsep-konsep, dan prinsip yang sudah ada, dan berusaha menarik pada situasi baru.
2.      Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery), guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam belajar.
Salah satu contoh tahap pelaksanaan pembelajaran IPA melalui penerapan model Guided Discovery pada siswa kelas IV MI, yaitu :
1.      Menyajikan masalah (merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa).
Penyajian masalah dirumuskan oleh guru dan dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang dapat mengundang siswa untuk memecahkan masalah.
2.      Menetapkan jawaban sementara (merumuskan hipotises).
Siswa berdiskusi untuk mengumpulkan informasi membuat jawaban sementara atas permasalahan yang diberikan guru dalam kertas lembar.
3.      Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotises dengan percobaan.
Siswa melakukan kegiatan percobaan untuk menjawab permasalahan yag diberikan guru. Kegiatan ini menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pencarian konsep, prinsip materi yang dipelajari. Dalam kegiatan ini guru berperan sebagai pembimbing, mengarahkan, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan pada saat melakukan percobaan. Adapun kegiatan siswa meliputi mengamati, mengumpulkan data, melakukan percobaan, menganalisis dan mengambil kesimpulan sesuai dengan jenis perintah/pertanyaan lembar kegiatan siswa.
4.      Menarik kesimpulan/generalisasi dengan diskusi.
Siswa mengadakan diskusi secara klasikal, diberi kesempatan mengemukakan kesulitan yang ditemui dalam kegiatan tersebut. Pada tahap ini siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Setelah diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
5.      Mengaplikasikan kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru.
Untuk memperdalam kesimpulan materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan bertanya jawab, memberikan penegasan dan pembetulan agar siswa tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan, siswa diarahkan untuk membuat contoh-contoh masalah dan cara pemecahannya yang ilmiah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA
Suherman, dkk. (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung.

1 komentar:

eileaneulshafer mengatakan...

Dovo for Dovo for Dovo for Dovo For Dovo For Dovo for
Dovo titanium max is a solid choice for electronics, where to buy titanium trim especially in smartphones. Its superior performance, titanium belly rings as an rocket league titanium white octane electronics manufacturing supplier, has  Rating: 5 gaggia titanium · ‎1 review

Posting Komentar